POS SMP Islam Al Syukro gelar “Leadership & Public Speaking Training” (2)
- Details
- Berita SMP
- Hits: 4855
Persatuan Orangtua Siswa (POS) SMP Islam Al Syukro pada Jum’at, 6 Mei 2011 menggelar kegiatan yang bertajuk “Leadership & Public Speaking Training”. Sessi materi yang disampaikan adalah Leadership yang menampilkan Bapak Supangat Rohani MA dan Ibu Heriyah MA; sedangkan Public Speaking disampaikan oleh pembicara yakni Ibu Dewi Kurnia dan Ibu Ina Nurmalina (keduanya adalah penggiat POS SMP Islam Al Syukro).
Dalam paparannya, Ibu Dewi mengatakan bahwa keberhasilan utama seseorang ditentukan oleh caranya dalam melakukan komunikasi.
“Untuk itu, perlu kiranya setiap kita mempersiapkan cara berkomunikasi yang baik. Diantaranya adalah menguasai permasalahan, menggali sumber-sumber, dan mempersiapkan mental dengan baik,” ujarnya.
Memang, kata Ibu Dewi lagi, dalam melakukan komunikasi banyak sekali orang yang sering mengalami kendala dan permasalahan.
“Karenanya, bagi kita yang masih pemula, perlu mengetahui kiat-kiat agar lebih sukses dalam berkomunikasi. Antara lain, dengan mengusahakan agar tidak terjebak dalam suasana nervous, mengendalikan emosi, mempersiapkan mental, terus berlatih, sedikit menghafal, meneguhkan self confidence, brainstorming dan selalu menajamkan pikiran,” ujar Ketua POS SMP Islam Al Syukro ini.
Masih menurut Ibu Dewi, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan untuk menjadi public speaker yang handal. “Yaitu memantapkan perasaan, mengenali audience, menebar senyum, tidak membuat kesalahan, dan berfungsi sebagai moderator,” tuturnya.
Dalam action-nya, lanjut Ibu Dewi, seorang public speaker yang baik selalu memperhatikan penampilannya. “Ia akan selalu terlihat segar dan cerah, tidak berlebihan atau norak, berbicara secara bjak, memperlakukan audience seperti layaknya sahabat, dan selalu ramah,” terangnya.
Selain paparan materi inti, panitia mengajak para siswa untuk terlibat aktif dalam Edu Games, yang diantaranya saling bekerja sama dalam kelompok untuk membuat karya tulis ringkas mengenai berbagai persoalan bangsa, dan mengajukannya di depan kelas untuk kemudian saling terjadi interaksi yang positif antar sesama kelompok. “Ini ajang agar mereka saling nalar dan berpikir kritis,” katanya. (fdl)