ANGKLUNG---alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda, Jawa Barat---kini telah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia(intangible cultural heritage of humanity) dari UNESCO sejak November 2010 lalu.
    UNESCO adalah merupakan singkatan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945.
    Adapun tujuan dari keberadaan UNESCO adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerjasama antarnegara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki.
    Atas dasar ingin melestarikan dan mengembangkan ANGKLUNG inilah, maka Ibu Heriyah MA dan Ibu Wiwi Adawiyah SPdI---keduanya guru di SMP Islam Al Syukro---mengikuti workshop“Melatih Angklung Bagi Pengajar”. Workshop selama tiga kali pertemuan ini diselenggarakan oleh komunitas penggiat Angklung ‘Saung Udjo’ yang ada di Jakarta, sejak 21 April 2011 kemarin.
    “Sengaja kami mengikuti workshop ini karena insya Allah kami akan dan harus meneruskan ilmu mengenai seni musik tradisional Angklung ini kepada seluruh guru yang ada di lingkungan Sekolah Islam Al Syukro. Nantinya, kami akan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) internal yang berkualitas untuk memainkan dan mengajarkan Angklung ini kepada anak-anak, sehingga kita tak akan tergantung lagi dengan SDM dari luar sekolah,” ujar Ibu Heriyah sambil menyebut bahwa Angklung memiliki filosofi 5 (lima) ‘M’ yaitu MUDAH, MURAH, MENDIDIK, MENARIK dan MASSAL.
    Selain itu, kata Ibu Her (sapaan akrab Ibu Heriyah), Angklung ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai Karya AgungWarisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia, sehingga menjadi keharusan bagi kita seluruh anak bangsa untuk melestarikan dan mengembangkan Angklung ini, termasuk di lingkungan Sekolah Islam Al Syukro.
    “Alhamdulillah, untuk Angklung itu sendiri sudah menjadi kegiatan ekstra kurikuler yang sifatnya wajib bagi seluruh siswa-siswi di SMP Islam Al Syukro. Hal ini penting, karena diharapkan terjadi proses regenerasi yang baik dan mantap agar para seluruh siswa-siswi dapat memainkan Angklung sekaligus turut melestarikan budaya tradisional masyarakat Sunda di Jawa Barat yang sangat membanggakan sekaligus mengagumkan ini,” tuturnya.  (fdl)