Setelah menjalani masa empat bulan PPKT di SMP Islam Al Syukro - Ciputat, akhirnya, usai sudah ke-delapan mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) ‘Syarif Hidayatullah’ Jakarta melaksanakan tugas praktik akademiknya tersebut. PPKT adalah Praktik Profesi Keguruan Terpadu, dan merupakan pembelajaran yang melulu praktik di sebuah sekolah yang ditunjuk oleh Laboratorium PPKT di UIN Jakarta. PPKT, yang dahulunya bernama KKN (Kuliah Kerja Nyata) ini memiliki scoring enam SKS, dan menjadi salah satu syarat keharusan sebelum dilaksanakannya wisuda.
Adapun ke-delapan mahasiswa tersebut adalah Puji Santoso (Ketua Tim PPKT) dan Febriani, keduanya adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Lalu, Siti Habibah (Sekretaris Tim PPKT) dan Dini Khoirunnisa dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Ada pula, Olivia dan Rukmiyati dari Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Juga, Yeti Budiarti dan Dewi Prabawati dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
Secara resmi, acara penutupan PPKT mahasiswa UIN Jakarta di SMP Islam Al Syukro ini ditutup dengan perhelatan secara sederhana, pada Kamis, 27 Mei 2010 di Ruang Information Communication Technology (ICT), lantai II Gedung PDST Sekolah Islam Al Syukro.
Hadir dalam acara penutupan ini, Kepala Sekolah SD-SMP Islam Al Syukro yang diwakili oleh Wakil Kepala SD-SMP Islam Al Syukro bidang Promosi yakni Bapak Humaidi S.Ag, Wakil Kepala SMP Islam Al Syukro bidang Kurikulum Bapak Candra Pirngadie SS, dua orang dosen pembimbing PPKT dari UIN Jakarta yakni Bapak Prof DR Abdul Rahman Ghazali MA dan Bapak Drs Nasifuddin M.Ag. Tak ketinggalan, para guru dan staf SMP Islam Al Syukro.
Mengawali sambutannya, Puji Santoso selaku Ketua Tim PPKT UIN Jakarta menjelaskan, dirinya merasa banyak sekali dapat menimba ilmu pengetahuan khususnya teknik-teknik dalam praktik mengajar. “Tak terasa, empat bulan sudah kami lalui, dan banyak sekali manfaat yang kami peroleh selama PPKT ini. Tak hanya untuk urusan bagaimana menjadi seorang guru atau pengajar yang baik, tapi juga lebih dalam lagi, kami banyak belajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, penilaian, hingga kepada sosialisasi dan komunikasi antar guru kepada siswa, sesama guru, dan sebagainya,” kata Puji terus-terang.
Sementara itu, kedua orang dosen pembimbing PPKT dari UIN Jakarta ketika memberikan sambutannya mengatakan, banyak-banyak berterima kasih kepada Sekolah Islam Al Syukro yang telah menerima, membimbing dan mengarahkan secara luar biasa kepada delapan mahasiswa peserta PPKT. “Terima kasih kami yang terhingga kepada Sekolah Islam Al Syukro, dan mohon maaf bila banyak kekurangan maupun yang telah dilakukan oleh para mahasiswa kami, selama mereka menjalankan PPKT. Mudah-mudahan, kerjasama antara Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta dan Sekolah Islam Al Syukro dapat terus harmonis, langgeng dan saling memberikan banyak manfaat bagi kedua belah pihak,” ujar Prof DR Abdul Rahman Ghazali MA.Sedangkan Bapak Humaidi S.Ag yang mewakili Kepala SD-SMP Islam Al Syukro, dalam sambutannya mengatakan, selama waktu empat bulan dengan menyelesaikan PPKT belumlah cukup untuk menjadikan para mahasiswa sekalian berprofesi sebagai guru yang baik dan profesional di sebuah sekolah.
“Masih banyak lagi yang musti harus diperdalam, digali dan dikembangkan. Sebab, meskipun Sekolah Islam Al Syukro ini dapat menjadi lahan PPKT, namun hanya terbatas pada bagaimana memberikan pembelajaran mengenai tata cara pengajaran saja. Belum kepada hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian, atau pun juga penelitian,” ujarnya. Pak Humaidi S.Ag juga menjelaskan bahwa untuk PPKT kali ini, adalah merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan PPKT mahasiswa semester akhir Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta, yang memilih Sekolah Islam Al Syukro sebagai rujukan lokasi praktik terbaiknya.
Meski demikian, kata Pak Humaidi, waktu yang empat bulan ini tetap saja dapat menjadi modal penting sebelum kelak benar-benar terjun dan berprofesi menjadi seorang guru.
“Karena, dalam PPKT ini, yang paling harus dapat dipraktikkan adalah bagaimana menguasai diri sendiri dan mengendalikan kelas. Baru setelah itu, menyusul upaya yang keras untuk melakukan pembekalan, pendalaman materi dan wawasan tentang pembelajaran dan sebagainya,” jelasnya. (fdl)