Selain ke Kantor Kedubes Turki di Jakarta Selatan, perjalanan rombongan acara Kunjungan Tema SMP Islam Al Syukro bergerak menuju Museum Nasional atau yang lebih akrab dinamakan Museum Gajah, pada Sabtu, 13 Februari 2010.
”Yang ke museum ini hanya khusus bagi mereka siswa kelas IX. Sedangkan siswa SMP Islam Al Syukro kelas VII dan VIII, pergi mengunjungi Kedubes Turki. Ini memang tidak menjadi satu rombongan, karena kapasitas ruang di Kedubes Turki yang sengaja dibatasi oleh staf kedubes,” jelas Guru Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP Islam Al Syukro untuk kelas VII, Bapak Kosaman Muhidin SE.
Pak Kosaman yang turut membimbing para siswa dalam Kunjungan Tema kali ini menjelaskan bahwa di Museum Gajah banyak sekali peninggalan sejarah berupa patung-patung dan arca, bahkan ada pula keramik-keramik dari Dinasti Han. ”Yang pasti, kunjungan ke Museum Gajah ini amat tepat bila dikaitkan dengan materi pembelajaran IPS di dalam kelas. Karena, bukankah para siswa juga sudah belajar mengenai sejarah Manusia Purba, hingga kepada keberadaan Kerajaan Tarumanegara, Majapahit dan lain-lain,” tuturnya.Yang menarik, muncul pertanyaan dari para siswa kenapa namanya disebut dengan Museum Gajah?
Kata Pak Kosaman, berdasarkan sumber bacaan yang ada, Museum Nasional dikenal sebagai Museum Gajah sejak dihadiahkannya Patung Gajah oleh Raja Chulalongkom dari Thailand pada 1871. Tetapi pada 28 Mei 1979, namanya kemudian resmi menjadi Museum Nasional RI. Museum ini merupakan sebuah lembaga studi warisan budaya dan pusat informasi edukatif kultural dan rekreatif, mempunyai kewajiban menyelamatkan dan melestarikan benda warisan budaya bangsa Indonesia.
Hingga kini, koleksi yang dikelola berjumlah 141.899 benda, terdiri atas tujuh jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismtik-heraldik, sejarah, etnografi dan geografi.
Sumber koleksi benda bersejarah di museum ini banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Adapun koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini, terbanyak dan terlengkap di dunia. Sekaligus, museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di wilayah Asia Tenggara.
Menurut Pak Kosaman, koleksi yang menarik adalah Patung Bhairawa, yaitu patung yang tertinggi di Museum Gajah dengan tinggi 4,14 meter. Patung ini merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di bumi.
Seperti yang disaksikan oleh para siswa, Patung Bhairawa ini, ujar Pak Kosaman, berupa laki-laki yang berdiri diatas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab ditangan kanannya. Patung ini ditemukan di Padang Roco, Sumatera Barat. Diperkirakan patung ini berasal dari abad ke 13 atau 14.
Kunjungan Tema ke Istana Merdeka
Usai melakukan kunjungan study di Museum Gajah, para siswa SMP Islam Al Syukro kelas IX dijadwalkan bertemu dengan para siswa kelas VII dan VIII sepulang mereka dari Kantor Kedubes Turki. Titik pertemuan kedua rombongan ini adalah langsung ”ring satu” yaitu di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Kehadiran para siswa SMP Islam Al Syukro ke Istana Merdeka ini berkaitan dengan tema field trip kali ini yaitu ”Nasionalisme dan Membangkitkan Semangat Kebangsaan”. Artinya, dengan mengunjungi dan berkeliling di Istana Merdeka, para siswa diharapkan dapat melihat secara langsung, mengerti dan memahami sisi lain dari (tempat) kerja pasangan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia beserta para menteri di kabinetnya.
”Lagipula, bukankah Istana Merdeka itu juga adalah simbol negara kita yang full akan nilai-nilai sejarahnya juga,” tukas Pak Kosaman. (fdl)