Usai mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS), kini para siswa kelas VI SD Islam Al Syukro musti berjuang keras lagi untuk meraih nilai terbaik, pada Ujian Praktik. Pelaksanaan Ujian Praktik ini, terhitung mulai Selasa (11 Mei 2010) hingga Jum’at (21 Mei 2010).
Terdapat 8 (delapan) bidang studi yang diujikan pada Ujian Praktik siswa kelas VI SD Islam Al Syukro tersebut, yakni Agama Islam dan Bahasa Indonesia (pada 11 – 12 Mei 2010), IPA dan Bahasa Inggris (pada 14 Mei dan 17 Mei 2010), Pendidikan Jasmani dan Teknologi Informasi dan Komputer (18 – 19 Mei 2010), lalu terakhir, KTK dan Bahasa Arab (pada tanggal 20 – 21 Mei 2010).
Dalam menjalankan Ujian Praktik, para siswa kelas VI dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok Ujian Praktik pada hari ini, dan kelompok berikutnya, pada keesokan harinya. Adapun pengujinya, adalah para guru bidang studi masing-masing, yang berjumlah dua orang guru penguji.
Seperti yang nampak pada hari pertama pelaksanaan Ujian Praktik (Selasa, 11 Mei), dimana Bapak Ii Sumirat SPdI dan Bapak Mastari SPdI nampak “berduet” sebagai penguji bagi Kelompok I untuk bidang studi AGAMA ISLAM. Sedangkan “duet” penguji lainnya adalah Ibu Yayu E Rusmiati SPd yang berpasangan dengan Ibu Fatrikah SPdI, untuk bidang studi BAHASA INDONESIA.
Untuk bidang studi AGAMA ISLAM, penilaian praktik lebih ditekankan pada Praktik Shalat, Bacaan dan Hafalan Al Qur’an, dan juga Hafalan do’a. “Untuk Ujian Praktik seputar kitab suci Al Qur’an, kami menilai untuk Bacaan Tajwid para siswa, juga tulisan mereka dalam menyalin ayat-ayat suci Al Qur’an. Sedangkan dalam hal Keimanan, kami menguji siswa tentang penguasaan materi Cerita Sirah Nabawiyah. Dan untuk peribadatan, kami menguji siswa tentang Dzikir ba’da shalat dan Do’a ba’da shalat,” jelas Pak Mastari.
Sedangkan dalam bidang studi BAHASA INDONESIA, Ujian Praktik yang dijalankan oleh para siswa adalah tentang “Membaca” (cerita pendek) yang disesuaikan dengan isi cerita, lengkap dengan Ketepatan Menajwab (segala sesuatu mengenai isi cerita pendek tersebut). “Selain itu, kami juga menilai tentang “Berbicara” yang musti disesuaikan dengan ketepatan menjawab pertanyaan dari guru penguji. Dan, ada juga penilaian untuk lafal serta intonasi bacaan para siswa,” tutur Ibu Yayu. (fdl)