Para siswa kelas VI SD Islam Al Syukro, pada Rabu (17 Maret 2010) berkunjung ke Gedung STOVIA dan Museum Fatahillah di Jakarta. “Kunjungan ini merupakan salah satu agenda kerja Persatuan Orangtua Siswa (POS) SD Islam Al Syukro, dan menjadi studi lapangan (field trip) bagi para siswa. Tema dari field trip ini, tentu saja untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme dan semangat kebangsaan di kalangan para siswa,” ujar Ketua POS SD Islam Al Syukro, Ibu Diah Perdana Kartikasari.
    Gedung STOVIA atau School tot Opleiding van Indische Artsen terletak di Jalan Abdul Rahman Saleh No. 26 Jakarta Pusat.
   Pada zaman pendudukan Belanda dulu, STOVIA adalah merupakan Sekolah Kedokteran. Kini, Gedung STOVIA berubah menjadi Museum Kebangkitan Nasional, lantaran sejumlah siswa kedokteran dari kalangan pribumi 102 tahun yang lalu bertemu dan mendirikan Organisasi Boedi Oetomo.
    Organisasi inilah yang kemudian mempelopori kebangkitan ‘bangsa-bangsa’ Nusantara untuk lepas dari penjajahan Belanda, dan menjadi Negara yang berdaulat serta merdeka, yaitu Indonesia.
    Artinya, karena pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai tempat lahir organisasi pergerakan nasional pertama, yakni Boedi Oetomo, maka pada bulan April 1973 Pemerintah DKI Jakarta melakukan pemugaran atas gedung tersebut.
    Setelah pemugaran selesai, gedung ini diresmikan oleh Presiden RI HM Soeharto pada tanggal 20 Mei 1974, untuk kemudian diberi label sebagai ‘Gedung Kebangkitan Nasional’.
Di Gedung STOVIA ini, para siswa kelas VI---dan pengurus POS---SD Islam Al Syukro---nampak tertegun memperhatikan diorama kelas ‘kampus’ yang cukup unik karena ternyata kelas-kelas ini sebagian ada yang terbuka dengan dinding yang hanya terdiri dari tiga sisi saja. Maklum, sisi sebelah Barat kelas ini terbuka begitu saja, dan menghadap ke halaman tengah sekolah.
   “Para siswa senang dapat melihat langsung ke dalam suasana diorama kelas yang demikian ini,” kata Ibu Ika, sapaan akrab Ibu Diah Perdana Kartikasari.
    Sementara itu, saat memasuki ruang peralatan, para siswa menyaksikan betapa banyak lukisan yang bercerita mengenai sejarah Kedokteran di Nusantara. Termasuk, pengobatan tradisional, hingga kepada para pengobat ala Cina dan metode pengobatan modern dari daratan Eropa. (fdl)