Usai menuntaskan seluruh rangkaian Ujian Tengah Semester (UTS) yang dilangsungkan sejak Senin (8 Maret 2010) hingga Kamis (11 Maret 2010), para siswa kelas VI SD Islam Al Syukro---beserta sejumlah guru bidang studi---pada Jum’at (12 Maret 2010) menyaksikan bersama-sama pemutaran Film berjudul ”MERAH PUTIH” di ruang aula serba guna, Gedung PDST Sekolah Islam Al Syukro.
Pemutaran film layar lebar yang bertema perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia ini digagas oleh Persatuan Orangtua Siswa (POS) SD Islam Al Syukro.
    ”Ini untuk menumbuh-kembangkan semangat Nasionalisme dan Kebangsaan pada anak-anak. Sekaligus merupakan tahap awal field trip para siswa kelas VI, yang pada Rabu, 17 Maret ini akan pergi mengunjungi sejumlah lokasi yang juga kental dengan suasana perjuangan merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah, seperti misalnya ke Gedung Joang ’45 atau Museum Joang ’45 di Jln Menteng Raya No.31 Jakarta, dan Gedung STOVIA---dulu, merupakan Sekolah Kedokteran di zaman Belanda, dan kini menjadi Museum Kebangkitan Nasional---yang terletak di Jln Abdul Rahman Saleh No. 26 Jakarta,” jelas Ibu Diah Perdana Kartikasari, selaku Ketua POS SD Islam Al Syukro.
     Menurut Ibu Ika, sapaan akrab Ibu Diah Perdana Kartikasari, field trip yang diselenggarakan oleh POS bagi siswa kelas VI SD Islam Al Syukro ini, dikarenakan sebelumnya mereka memang belum sempat melaksanaan field trip. ”Kalau untuk siswa kelas I sampai V , field trip-nya sudah kami laksanakan,” urainya.
    Sementara itu, mengomentari pemutaran Film ”MERAH PUTIH” di sekolah, Nisrina, siswi kelas VI-B SD Islam Al Syukro mengatakan, film ini sangat bagus karena mengandung pelajaran yang banyak untuk dipetik. ”Misalnya, betapa sulitnya perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Sehingga kita patut memberi penghormatan dan berterima-kasih atas segala jerih payah, usaha dan perjuangan para pejuang dan pahlawan bangsa,” katanya.
    Sedangkan bagi Jasmine, siswi kelas VI-B, dengan menyaksikan film perjuangan ini, dirinya menjadi semakin paham bahwa perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan sangat berat. ”Karena harus ditebus dengan darah dan nyawa, serta jiwa dan raga para pahlawan bangsa ini,” tukasnya. (fdl)