211111_teaterKesenian adalah bagian dan warna dari hidup setiap manusia. Seperti yang kita rasakan, bahkan hampir setiap pagi pun kita pasti mendengar musik, entah dari radio tape yang sengaja kita nyalakan maupun milik tetangga yang sudah menyala sejak subuh. 
Geliat seni di pagi hari yang biasa kita rasakan ini juga dirasakan oleh siswa-siswa SDI Al Syukro Universal kemarin (Selasa, 15 November 2011). Pukul 07.00 WIB Lapangan Parkir SDI Al Syukro Universal sudah ramai dengan siswanya. Mereka bergerumul dengan riasan di wajahnya.
Pagi itu siswa ekskul teater SDI Al Syukro Universal bersiap untuk berangkat ke Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Jl. Cempaka Baru, Cempaka Putih – Jakarta Pusat. Di gedung tersebut mereka akan mengikuti acara Festival Teater Anak 2011. Acara ini merupakan bentukan Lembaga Teater Jakarta yang bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. Dengan diikuti 20 komunitas teater anak se JABODETABEK, SDI Al Syukro Universal ada di dalamnya mewakili Tangerang.
Berangkat dengan mental yang kuat dan niat yang bulat, ekskul teater yang dipimpin oleh Teguh Sucianto, S.S (pelatih 1) dan Bayu Murdiyanto, S.S (pelatih 2 sekaligus guru Bahasa Indonesia SDI Al Syukro Universal) bertekad untuk menunjukan performanya kepada khalayak ramai. Acara ini tergolong besar karena bersifat continuitas serta dijadikan ajang mencari bakat-bakat komunitas teater anak se Indonesia nantinya.
Dengan naskah berjudul "Angsa Emas dan Putri Pemurung" karya saduran Yose Rizal Manua (pimpinan Teater Tanah Air) siswa ekskul teater SDI Al Syukro Universal pun berproses selama 2 bulan lamanya. "Kami bertekad menambah pengalaman dan jam terbang kami di perteateran anak agar dapat memahami betapa sulitnya sebuah proses teater", ucap Bapak Bayu Murdiyanto, S.S.
Festival ini memperebutkan grup terbaik untuk ditandingkan di tingkat yang lebih tinggi nantinya. "Pengalaman dan jam terbang kami usung kepada anak-anak kami agar mental dan kreatifitas anak kami terlatih", ujar Bapak Teguh Sucianto, S.S selaku pelatih 1. Dengan Juri Yose Rizal Manua (Teater Tanah Air), Dindon WS (Teater Kubur), dan Manahan Hutahuruk (Teater SIM)  tentunya ajang ini menjadi kesan yang tak ternilai bagi siswa-siswa kami. "Pak, tahun depan kita harus ikut lagi, aku penasaran, mau lebih mengeksplor bakat aktingku lagi" ucap Fira siswa kelas 4 (pemenang story telling tahun sebelumnya).
Menurut Bapak Bayu Murdiyanto, S.S ajang ini hanya merupakan ajang pembuka saja dari ekskul teater yang kedepannya masih akan dilanjutkan ke ajang-ajang yang lebih bergengsi. Keikutsertaan SDI Al Syukro Universal di ajang ini pun berimbas kepada semangat siswa-siswa SDI Al Syukro untuk terus berkarya dan berkreatifitas. Bahkan sebelum keberangkaan siswa kami ini, para pelatih sempat berkunjung ke TIM untuk meminta wejangan dan masukan dari sang penulis naskah, Yose Rizal Manua. Beliau pun memberikan nasihat kepada pelatih untuk terus melanjutkan grup teater anak ini. "di tengah heterogennya seni pertunjukan sekarang ini, teater anak masih harus diperkuat lagi. Biarkan anak-anak berimajinasi sesuai keinginannya dan jangan jadikan mereka terkungkung dengan rutinitas yang bisa melenyapkan kreatifitas mereka", ujar Yose Rizal Manua kepada pelatih.
Semoga ajang ini menjadi semangat bagi siswa-siswa ekskul SDI Al Syukro lainnya untuk terus mengukir prestasi di kancah nasional maupun internasional. Dengan kerja keras dan usaha yang maksimal ekskul SDI Al Syukro akan terus berjuang menciptakan bibit-bibit  unggul yang membanggakan. (BM)