Bertempat di Sekolah Islam Al Syukro, Ciputat, Kota Tangerang Selatan – Banten, acara PROACTIVE KIDS SEASON 4 digelar pada Sabtu, 5 Februari 2011. PROACTIVE KIDS SEASON 4 ini adalah acara parents gathering di sekolah-sekolah dan di-organize oleh Mulia Brothers. Acara ini antara lain disponsori oleh Es Krim CAMPINA PEDIASURE Complete, BallpointSTANDARD, CHAMP Emulsion, dan Tabungan BritAma JUNIO (Bank BRI) ini menggelar lima mata acara sekaligus, mulai dari talkshow bertema “PARENTING WITH HEART” dengan pembicara tunggal yakni Bapak Syahriar Rizza BSc. CH, MTh selaku Founder ‘Terapi Hati’ (Indonesia), Lomba Campina Model Hunt, Lomba Quick & Fun Chess, Lomba Campina Class, dan Lomba Yel-Yel. Dalam talkshow yang disajikan secara interaktif oleh Bapak Syahriar Rizza---dan diikuti oleh puluhan orangtua siswa serta para guru---, materi yang ditampilkan antara lain menyangkut ‘Hati dan Alam Bawah Sadar’ yang mengajak para peserta untuk menyelami apa yang dimaksud dengan Hati; dan Mengapa perlu berkomunikasi dengan alam bawah sadar.
Selain itu, ada pula pembahasan mengenai ‘Pengaruh Orangtua dan Lingkungan Terhadap Anak’; dan juga ‘Teknik Menggali Isi Hati Anak’ yang menjabarkan contoh-contoh mengenai cara memilih kata dan menyusun kalimat untuk mengetahui isi hati anak, serta cara mempraktikkan dan mengkomunikasikan kalimat alam bawah sadar.
Menurut Pak Syahriar Rizza, ketika batin atau hati kita merasakan seperti ada yang hilang, banyak perasaan yang sebenarnya sedang dirasakan oleh hati kita tercinta. Bisa jadi sedang merasakan perasaan kesepian atau kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tapi bukan hanya sekedar orang lain, tapi orang lain yang benar-benar mengerti perasaan yang kita rasakan.
“Bisa juga karena dalam kehidupan, sering merasakan berbagai perasaan negatif seperti marah, stress, dan berbagai beban emosi negatif lainnya, membuat batin atau hati kita menjadi cape. Kemudian seperti seakan-akan lebih mudah ketika mengabaikan semua perasaan yang mengganggu tersebut. Seakan-akan merasa tidak sepatutnya kita merasakan semua perasaan negatif tersebut, dengan semua hal yang bisa kita syukuri di dunia ini,” tuturnya.
Tanpa di sadari, lanjut Pak Syahriar Rizza, kecenderungan untuk mengabaikan perasaan dalam hati ini adalah tanda bahwa kita kurang bersyukur dengan batin atau hati yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta kepada kita. Hati (bukan hati “liver”, tapi hati/batin yang sifatnya abstrak) diciptakan untuk merasakan perasaan. Perasaan-perasan itu muncul dan dirasakan sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikan. Perasaan marah sebagai tanda untuk menyelesaikan masalah dan memaafkan orang lain. Perasaan stress sebagai tanda untuk mengurangi beban stress dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi tekanan. Dan perasaan-perasaan negatif lain-nya pun mempunyai fungsi-nya masing-masing sebagai indikator atau tanda bahwa ada sesuatu dalam kehidupan kita yang harus diselesaikan.
“Mengabaikan semua perasaan yang wajar dirasakan oleh manusia ini membuat hati semakin terbebani dengan semua perasaan negatif, sampai tiba di suatu titik yang di sebut dengan MATI RASA. Seakan-akan sudah tidak merasakan apa-apa lagi. Dengan mati rasa ini, perasaan negatif yang lainnya bisa timbul, seperti perasaan kurang di perhatikan. Dan yang lebih menyakitkan, perasaan negatif yang dirasakan akibat mati rasa ini adalah perasaan kurang diperhatikan oleh diri sendiri. Padahal diri kita sendiri adalah orang yang paling kita bisa andalkan untuk menyayangi dan memperhatikan diri kita sendiri,” terangnya seperti juga termuat dalam situs terapihati.com. (fdl)