Pesan Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Agil Siradj dalam milad ke-14 YAWADAI
- Details
- Berita Al Syukro
- Hits: 6269
Yayasan Wakaf Daar Asykaril ‘Ibaad (YAWADAI) pada Sabtu, 17 April 2010 ini merayakan milad (hari jadi)-nya yang ke-14. Peringatan milad kali ini semarak dengan berbagai acara. Mulai dari pergelaran tari dan lagu kreasi siswa Sekolah Islam Al Syukro, sambutan Ketua Umum YAWADAI Ibu Dra Hj Buly Oskar Surjaatmadja, tausiyah tentang Pendidikan Islam bersama Ketua Umum (Ketua Tanfidziyah)Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bapak Prof Dr KH Said Agil Siradj, seminar mengenai Psikologi Pendidikan bersama Direktur DMI-PRIMAGAMA, Bapak Drs H Teguh Sunaryo MM, shalat Dzuhur dan dzikir bersama sesepuh YAWADAI, Bapak KH Jafar Hadi, pemotongan nasi tumpeng dan makan siang bersama seluruh pimpinan dan karyawan YAWADAI, beserta para guru dan karyawan di lingkungan Sekolah Islam Al Syukro.
Dalam kesempatan wawancara dengan reporter website Sekolah Islam Al Syukro, www.alsyukro-yadai.com, Ketua Tanfidziyah PBNU Prof Dr KH Said Agil Siradj berpesan agar Sekolah Islam Al Syukro dapat menaikkan kembali gengsi peradaban Islam yang gemilang dalam kancah ilmu pengetahuan, budaya, kemajuan prestasi dan sebagainya.
“Selama ini, Islam cukup dimaknai dengan aqidah dan syariah, Rukun Iman dan ibadah. Padahal, Islam itu adalah agama ilmu pengetahuan, agama peradaban, agama budaya, agama kemajuan, agama yang akan menuju pada umat yang berprestasi,” ujar Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 yang terpilih saat Muktamar NU ke-32 di Asrama Haji Sudiang, Makassar, akhir Maret kemarin, menggantikan KH Hasyim Muzadi.
Karena itu, harap KH Said Agil Siradj, mudah-mudahan ke depan, Sekolah Islam Al Syukro dapat mengisi kekosongan yang masih sangat lebar ini. “Artinya, menjadikan Islam bangkit sebagai peradaban yang menakjubkan, bukan sekadar Islam yang hanya dari sisi cerita kuburan, cerita surga dan neraka,” pesan Said Agil Siradj yang lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 3 Juli 1953 ini.
Dalam curriculum vitae yang dirilis nu.or.id, Prof Dr KH Said Agil Siradj disebutkan menyelesaikan pendidikan formal S-1-nya di Universitas King Abdul Aziz, Mekkah, begitu pun program S-2 dan S-3-nya yang dituntaskandi Universitas Umm Al-Qura, Mekkah, Arab Saudi.
Suami dari Nur Hayati Abdul Qodir ini telah dikaruniai empat anak yakni Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil. Sejak awal, karirnya memang memilih konsisten untuk aktif didalam keorganisasian Nahdlatul Ulama, yaitu Sekretaris PMII Rayon Krapyak Jogjakarta (1972-1974), Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah (1983-1987), Wakil Katib ‘Aam PBNU (1994-1998), Katib ‘Aam PBNU (1998-1999), Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia/GANDI (1998), Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) (1998-sekarang), Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI (1998-sekarang), dan Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 (1998).
Ia juga sempat menjadi Ketua TGPF Kasus pembantaian dukun santet Banyuwangi (1998), Penasehat PMKRI (1999-sekarang), Ketua Panitia Muktamar NU ke-30 di Lirboyo Kediri (1999), Anggota Kehormatan Matakin (1999-2002), Rais Syuriah PBNU (1999-2004), Ketua PBNU (2004-sekarang), dan kini menjabat Ketua Umum/Tanfidziyah PBNU (2010-2015). (HR Fadli)