"Agar Anak Senang Belajar", Seminar Parenting di Al Syukro
- Details
- Berita Al Syukro
- Hits: 3252
Keterlibatan Sekolah Islam Al Syukro dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Tangerang Selatan sudah terbukti. Banyak program (kegiatan) pendidikan dari pemerintah kota yang telah dilaksanakan oleh Al Syukro, baik secara aktif maupun dalam bentuk ide dan gagasan. Diantaranya, seperti kegiatan yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 20 Februari 2010 kemarin di Ruang Serba Guna Gedung PDST Sekolah Islam Al Syukro, Ciputat, Kota Tangerang Selatan.
Kegiatan yang dimaksud adalah Seminar Parenting bertema ’Agar Anak Asyik Belajar...’, dan menampilkan pembicara tunggal yaitu Ibu Hj Irawati Istadi, seorang penulis buku, jurnalis dan pembicara di berbagai forum seminar dan workshop. Acara yang ini digagas oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTK) Kota Tangerang Selatan dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ini diikuti oleh sekitar 150-an orang peserta yang sebagian besar berprofesi selaku pendidik di seantero Kota Tangerang Selatan.
Dalam paparannya, Ibu Irawati mengatakan, pada dasarnya otak seseorang ini tidak pernah beristirahat. Maklum, otak memiliki dua bahagian, dimana apabila otak kiri kelelahan, maka otak kanan akan meneruskan aktivitasnya.
Selain itu, katanya lagi, otak juga memiliki bagian dan fungsinya masing-masing. ”Pertama, ada Batang atau Otak Reptilia yang fungsi dominannya adalah instinktual. Disini, otaknya berfungsi sebagai motor sensorik, memacu kelangsungan hidup dan hanya memiliki dua opsi yaitu hadapi, dan lari. Kedua, bagian otak yang namanya Sistem Limbik atau Otak Mamalia yang fungsinya lebih cenderung kepada emosional. Disini, otak memunculkan perasaan atau emosi, memori, bioritmik, dan sistem kekebalan.,” terangnya.
Sedangkan bagian otak yang ketiga adalah Neokorteks atau Otak Berpikir yang fungsinya rasional. ”Disini, otak sudah menstimulus cara berpikir yang intelektual, nalar, waras, berbahasa, dan kecerdasan yang lebih tinggi,” ujar ibu beranak enam ini.
Dengan kemampuan otak yang luar biasa ini, kata Ibu Irawati, seorang anak harus diberikan stimulus agar mereka mau belajar dan asyik belajar. ”Karena, proses belajar yang terpaksa, dipaksa dan menjadi kebiasaan atau perintah, maka hasilnya akan sekedar terbiasa belajar. Beda dengan aktivitas belajar yang funny atau menyenangkan, karena impact positifnya nanti adalah anak akan menjadi senang belajar,” tuturnya. Menurut Ibu Irawati, setidaknya ada tiga hal yang membuat seorang anak menjadi tidak enjoy atau tidak asyik dalam belajar. ”Ketiga hal tersebut adalah satu, metode belajar yang tidak sesuai dengan fakta otak anak, kebutuhan psikologis anak, dan talenta anak. Dua, anak juga tidak asyik dalam belajar karena pola komunikasi yang salah. Misalnya, orang tua dan guru memiliki maksud yang baik, tapi karena salah dalam mengkomunikasikan dan salah memotivasi anak, maka hal ini pun dapat berakibat fatal,” jelasnya.
Hal ketiga yang juga fatal, kata Ibu Irawati, adalah menyangkut ambisi orang tua. ”Ambisi ini seringkali menjadi problem, dimana anak yang mungkin sedang bad mood, tapi justru dipaksa untuk belajar oleh orang tuanya. Atau, si anak yang lebih suka mata pelajaran IPS, tapi oleh orang tuanya dipaksa untuk fokus pada mata pelajaran IPA,” tuturnya kepada reporter alsyukro-yadai.com usai menjadi pembicara.
Untuk menjadi orang tua yang terhindar dari melakukan tiga hal fatal tersebut, kata Ibu Irawati, orang tua harus kembali belajar dan memperbaiki diri dalam menuntun anak untuk (asyik) belajar.
”Jangan sampai membuat anak trauma haya karena urusan belajar yang justru tidak asyik. Ingat, bila anak sudah mulai jenuh dalam belajar, segera hentikan proses pembelajaran kepada anak. Akan lebih bagus lagi bila orang tua dapat menghentikan proses pembelajaran kepada anak, justru sebelum muncul rasa jenuh pada anak. Ini untuk menghindari anak menjadi trauma (dalam) belajar,” tegasnya. (r. fadli)