Wilayah perkotaan yang terus dipenuhi pemukiman dan perkantoran, membuat tanah kosong dan hijau semakin jarang. Wilayah Ciputat dan Pamulang dari waktu ke waktu terus dipadati dengan bangunan-bangunan, seiring pula dengan terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Situasi jalan raya yang macet, terbatasnya lahan terbuka membuat kota terasa sumpek. Namun bagi siswa Al Syukro Universal, kesumpekan tersebut dapat terobati ketika berada di sekolah. Area sekolah yang luas dan asri begitu menyejukan siapapun yang datang. Hamparan rumput dan hijaunya pepohonan, membuat murid betah di sekolah.

Keasrian lingkungan sekolah, juga bukan hanya dinikmati murid dan warga sekolah, namun juga oleh burung dan capung. Salah satu burung yang bertebaran di lingkungan sekolah ialah perkutut. Di pagi hari, burung-burung lucu tersebut dapat dilihat dan dekat dengan kita. Mereka hidup selaras dengan keasrian lingkungan, membuat ekosistem lingkungan seimbang. Suatu pemandangan yang jarang ditemui, terutama di kota seperti Tangerang Selatan ini. "Alhamdulillah lingkungan kami asri, sejuk dan menjadi oase kota" kata Bapak Dedi Supriyadi selaku pengawas lingkungan.

Burung yang tinggal di lingkungan Al Syukro sering kali muncul di pagi hari, dengan suara-suara merdunya. "Alhamdulillah, burung-burung betah di lingkungan sini", kata Pak Warno yang setiap hari menjaga lingkungan sekolah. Keberadaan burung-burung dan capung memang mengindikasikan bahwa udara di lingkungan tersebut bersih. Artinya udara di areal Al Syukro Universal begitu sehat untuk dihirup.